Jumat, 27 Januari 2012

Puisi cinta "Jalaludin Rumi".

KUMPULAN PUISI CINTA JALALUDIN RUMI

Jalaludin Rumi atau nama lengkapnya Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri adalah sang pujangga dari tanah Persia. Selain penyair dia juga tokoh sufi yang berpengaruh di zamannya dia lahir pada 30 September 1207 Masehi di Balkh sebuah kota kecil di kota Khurasan, Afghanistan dan meninggal pada 17 Desember 1273 Masehi di Konya (Turki).
 Gambar Sufi dan penyair puisi Terkemuka jalaludin Rumi
 Gambar Sufi Terkemuka jalaludin Rumi
Jalaluddin Rumi, ia mengekspresikannya tulisannya dalam bahasa cinta yang syarat makna. Melalui puisi-puisinya Rumi menyampaikan bahwa pemahaman atas dunia hanya mungkin didapat lewat cinta, bukan semata-mata lewat kerja fisik. Dalam puisinya Rumi juga menyampaikan bahwa Tuhan, sebagai satu-satunya tujuan, tidak ada yang menyamai.
gambar puisi cinta karya jalaludin rumi
Berikut kumpulan puisi atau syair Jalaludin Rumi tentang Cinta :

KERANA CINTA
Kerana cinta duri menjadi mawar
kerana cinta cuka menjelma anggur segar
Kerana cinta keuntungan menjadi mahkota penawar
Kerana cinta kemalangan menjelma keberuntungan
Kerana cinta rumah penjara tampak bagaikan kedai mawar
Kerana cinta tompokan debu kelihatan seperti taman
Kerana cinta api yang berkobar-kobar
Jadi cahaya yang menyenangkan
Kerana cinta syaitan berubah menjadi bidadari
Kerana cinta batu yang keras
menjadi lembut bagaikan mentega
Kerana cinta duka menjadi riang gembira
Kerana cinta hantu berubah menjadi malaikat
Kerana cinta singa tak menakutkan seperti tikus
Kerana cinta sakit jadi sihat
Kerana cinta amarah berubah
menjadi keramah-ramahan

KEARIFAN CINTA
CINTA yang dibangkitkan
oleh khayalan yang salah
dan tidak pada tempatnya
bisa saja menghantarkannya
pada keadaan ekstasi.
Namun kenikmatan itu,
jelas tidak seperti bercinta dengan kekasih sebenarnya
kekasih yang sedar akan hadirnya seseorang

CINTA
“Dia adalah, orang yang tidak mempunyai ketiadaan,
Saya mencintainya dan Saya mengaguminya,
Saya memilih jalannya dan Saya memalingkan muka ke jalannya.
Setiap orang mempunyai kekasih, dialah kekasih saya,
Kekasih yang abadi. Dia adalah orang yang Saya cintai,
Dia begitu indah, oh dia adalah yang paling sempurna.
Orang-orang yang mencintainya adalah para pecinta
yang tidak pernah sekarat. Dia adalah dia dan
dia dan mereka adalah dia.Ini adalah sebuah rahasia
Jika kalian mempunyai cinta, kalian akan memahaminya.

CINTA : LAUTAN TAK BERTEPI
Cinta adalah lautan tak bertepi
langit hanyalah serpihan buih belaka.
Ketahuilah langit berputar karena gelombang Cinta
Andai tak ada Cinta, Dunia akan membeku.
Bila bukan karena Cinta,
Bagaimana sesuatu yang organik berubah menjadi tumbuhan?
Bagaimana tumbuhan akan mengorbankan diri demi memperoleh ruh (hewani)?
Bagaimana ruh (hewani) akan mengorbankan diri demi nafas (Ruh) yang menghamili Maryam?
Semua itu akan menjadi beku dan kaku bagai salju
Tidak dapat terbang serta mencari padang ilalang bagai belalang.
Setiap atom jatuh cinta pada Yang Maha Sempurna
Dan naik ke atas laksana tunas.
Cita-cita mereka yang tak terdengar, sesungguhnya, adalah
lagu pujian Keagungan pada Tuhan.

PERIH CINTA
Perih Cinta inilah yang membuka tabir hasrat pencinta:
Tiada penyakit yang dapat menyamai dukacita hati ini.
Cinta adalah sebuah penyakit karena berpisah, isyarat
Dan astrolabium rahasia-rahasia Ilahi.
Apakah dari jamur langit ataupun jamur bumi,
Cintalah yang membimbing kita ke Sana pada akhirnya.
Akal ’kan sia-sia bahkan menggelepar ’tuk menerangkan Cinta,
Bagai keledai dalam lumpur: Cinta adalah sang penerang Cinta itu sendiri.
Bukankah matahari yang menyatakan dirinya matahari?
Perhatikanlah ia! Seluruh bukit yang kau cari ada di sana.

PERNYATAAN CINTA
Bila tak kunyatakan keindahan-Mu dalam kata,
Kusimpan kasih-Mu dalam dada.
Bila kucium harum mawar tanpa cinta-Mu,
Segera saja bagai duri bakarlah aku.
Meskipun aku diam tenang bagai ikan,
Tapi aku gelisah pula bagai ombak dalam lautan
Kau yang telah menutup rapat bibirku,
Tariklah misaiku ke dekat-Mu.
Apakah maksud-Mu?
Mana kutahu?
Aku hanya tahu bahwa aku siap dalam iringan ini selalu.
Kukunyah lagi mamahan kepedihan mengenangmu,
Bagai unta memahah biak makanannya,
Dan bagai unta yang geram mulutku berbusa.
Meskipun aku tinggal tersembunyi dan tidak bicara,
Di hadirat Kasih aku jelas dan nyata.
Aku bagai benih di bawah tanah,
Aku menanti tanda musim semi.
Hingga tanpa nafasku sendiri aku dapat bernafas wangi,
Dan tanpa kepalaku sendiri aku dapat membelai kepala lagi.

TANPA CINTA, SEGALANYA TAK BERNILAI
Jika engkau bukan seorang pencinta,
maka jangan pandang hidupmu adalah hidup
Sebab tanpa Cinta, segala perbuatan tidak akan
dihitung Pada Hari Perhitungan nanti
Setiap waktu yang berlalu tanpa Cinta,
akan menjelma menjadi wajah yang memalukan dihadapanNya.
Burung-burung Kesedaran telah turun dari langit
dan terikat pada bumi sepanjang dua atau tiga hari
Mereka merupakan bintang-bintang di langit
agama yang dikirim dari langit ke bumi
Demikian pentingnya Penyatuan dengan Allah
dan betapa menderitanya Keterpisahan denganNya.
Wahai angin, buatlah tarian ranting-ranting
dalam zikir hari yang kau gerakkan dari Persatuan
Lihatlah pepohonan ini ! Semuanya gembira
bagaikan sekumpulan kebahagiaan
Tetapi wahai bunga ungu, mengapakah engkau larut dalam kepedihan ?
Sang lili berbisik pada kuncup : “Matamu yang menguncup akan segera mekar. Sebab engkau telah merasakan bagaimana Nikmatnya Kebaikan.”
Di manapun, jalan untuk mencapai Kesucian Hati
adalah melalui Kerendahan Hati.
Hingga dia akan sampai pada jawaban “YA” dalam pertanyaan :
“Bukankah Aku ini Rabbmu ?”

By: Jalaludin Rumi

Selasa, 17 Januari 2012

Manfaat menulis.

         Seringkali  beberapa orang mengatakan bahwa menulis adalah hal yang menakutkan, menyulitkan atau bahkan sangat menjenuhkan. Semua hal-hal yang di anggap tabu. Tapi tahukah anda peran penting sebuah tulisan? Tulisan mempunyai banyak manfaat untuk kehidupan seseorang. Dari sebuah buku yang pernah saya baca, dengan tulisan seseorang bisa hidup selamanya, bisa begitu dihormati karena untaian-untaian kata yang dirangkainya. Sebuah tulisan bisa memberikan banyak motivasi untuk mereka yang terjatuh dan kembali membangun rumah kehidupannya akan tetapi jika mereka membaca buku yang tepat.
         Dengan menulis kita dapat lebih menghargai hidup. Tidak percaya? seseorang yang suka menulis, biasanya akan menuangkan pengalaman-pengalaman pribadinya dalam sebuah tulisan, tidak hanya itu mereka akan melihat bagaimana kehidupan orang disekitar dan menyisipkan hal-hal penting dari kehidupan orang lain dalam tulisannya. Hal-hal yang dapat membuat mereka bercermin pada kehidupan yang mereka jalani saat ini. Mensyukuri akan kehidupan selama mereka menarik hal-hal positif dari pengalaman orang lain. Dengan menulis semua beban dapat tercurah, saat anda menulis anda bebas menagis, anda bebas berteriak dan pelampiasan-pelampiasan emosi yang lainnya. Tulisan tak kan pernah menghakimi anda, tulisan akan menerima semua permasalahan anda. akan tetapi  bukan berarti orang lain tidaklah berguna dalam kehidupan seseorang, karena bagaimanapun manusia adalah makhluk sosial yang akan sellu membutuhkan orang lain tidak perduli bagaimanapun karakter tiap individu. Tapi ada hal yang harus kita garis bawahi, tidak selamanya orang lain siap ataupun ikhlas mendengarkan segala keluh kesah kita, adakalanya orang lain enggan menerimanya. Tentu hal ini didasari banyak hal, misalnya mereka sedang dalam keadaan tingkat emosional yang tinggi karena suatu masalah dan sedang tidak ingin di ganggu, kesibukan ataupun rasa lelah setelah seharian beraktivitas dan membutuhkan waktu untuk beristirahat serta alasan-alasan lainnya. Saat inilah peran peran penting sebuah tulisan. Anda bisa meluapkan segala emosi dan permasalahan dalam sebuah tulisan. Jika tulisan tersebut di optimalkan, maka akan tercipta sebuah tulisan yang sangat bermanfaat baik berupa sebuah cerita fiksi, motivasi-motivasi ataupun tulisan yang bersifat ilmiah dan memberi ilmu baru. Dengan menulis hidup tidak akan terasa sepi, anda akan di sibukkan berfikir lebih keras demi melanjutkan tulisan anda. Dan tidak ada penulis yang bodoh, tidak percaya? dapat di ilustrasikan seperti ini, seorang penulis akan banyak membaca dan memcari informasi-informasi demi melanjutkan tulisannya, dengan begitu pengetahuan seorang penulis akan semakin bertambah.
Rasanya tidak perlu terlalu banyak berujar tanpa bukti, mari budayakan menulis dan tidak hanya menjadi pembaca aktif. jadilah penulis dan pembaca aktif. Dengan menulis anda telah berbagi ilmu dengan orang lain...

Selasa, 10 Januari 2012

ALLAH Maha Adil

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan” (Qs. An Nahl 90)
Wallpaper Collection
Ilustrasi
Al-‘Adl, berasal dari tiga suku kata ‘a-da-la, yang berarti lurus dan sama. Seorang yang adil, menurut definisi ini adalah mereka yang lurus, tidak plin-plan, dan sikapnya senantiasa menggunakan ukuran yang sama, bukan standar ganda. Ketika berhadapan dengan suatu masalah, orang yang adil bersikap obyektif, tidak berpihak pada salah satu yang bersengketa.
Allah Maha Adil. Dia menempatkan semua manusia pada posisi yang sama dan sederajat. Tidak ada yang ditinggikan hanya karena keturunan, kekayaan, atau karena jabatannya. Dekat jauhnya posisi seseorang dengan Allah hanya diukur dari seberapa besar mereka berusaha meningkatkan taqwanya. Semakin tinggi taqwanya, semakin tinggi pula posisinya, semakin mulia dan dimuliakan oleh Allah SWT. Begitupun sebaliknya.
Dia berfirman: “Sesungguhnya semulia-mulia kalian di sisi Allah adalah yang paling besar, dalam, dan tinggi taqwanya.”
Sebagian dari keadilan-Nya, Dia hanya menghukum dan memberi sanksi kepada mereka yang terlibat langsung dalam perbuatan maksiat atau dosa. Tidak dikenal oleh-Nya istilah dosa turunan, juga tidak ada hukum karma. Di hadapan-Nya masing-masing individu akan mempertanggungjawabkan dirinya sendiri.
Lebih dari itu, keadilan-Nya selalu disertai dengan sifat kasih sayang. Dia memberi pahala sejak seseorang berniat berbuat baik dan melipatgandakan pahalanya jika kemudian direalisasikan dalam amal perbuatan. Sebaliknya, Dia tidak langsung memberi catatan dosa selagi masih berupa niat berbuat jahat. Sebuah dosa baru dicatat apabila seseorang telah benar-benar berlaku jahat.
Adil juga berarti menempatkan sesuatu pada tempat yang semestinya. Lawan kata adil adalah Dzalim atau aniaya. Seseorang yang menempatkan sesuatu tidak pada tempat yang semestinya disebut dzalim atau berbuat aniaya.
Untuk memahami keadilan Allah, mari kita jelajahi benda-benda angkasa. Adakah di antara benda-benda itu yang ditempatkan semau-Nya? Semua tertata rapi, masing-masing menempati posisi yang pas dengan tingkat presisi yang sempurna. Bayangkan jika tidak presisi, tentu akan timbul benturan antara yang satu dengan lainnya. Sudah bisa diduga, berapa umur dunia ini.
Perhatikan firman-Nya:
“Maka apakah mereka tidak melihat langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun.” (Qs. Qaf: 6)
Lalu perhatikan diri kita sendiri, betapa Allah dengan sifat Adil-Nya telah menempatkan seluruh anggota tubuh kita pada tempat yang semestinya. Dia telah menempatkan hidung, mata, telinga, kepala, tangan, dan kaki pada tempat yang pas. Bayangkan jika tempat masing-masing anggota tubuh kita tidak pada posisinya seperti sekarang ini. Duh, Maha Adil Engkau Ya Allah.
“Dan pada dirimu sendiri, maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (Qs. Adz-Dzariyat: 21)
Lalu, masih sangsikah kita terhadap keadilan-Nya? Teladani keadilan-Nya dengan cara berbuat adil terhadap diri sendiri, terhadap keluarga, masyarakat, dan kepada semua.
* Tulisan ini dimuat di Majalah Nebula (ESQ Magazine) No. 03/Tahun III/2007

Minggu, 08 Januari 2012

Cinta Dalam Balutan Ikhlas (Bag. 2)


Cinta Berbalut Ikhlas
Bagian 2.
Setelah melewati macet yang cukup panjang, akhirnya Aisyah pun sampai di pelataran kampusnya. Segera saja Aisyah memarkirkan sepeda motornya, sampai terdengar sebuah sapaan di belakangnya. “ Assalamu’alaikum dik.” Salam seorang wanita yang suaranya sudah tidak asing lagi di telinga Aisyah.
                “ Wa’alaikumsalam Wr. Wb. (Aisyah membalikkan tubuhnya) Ka Aini?” Aisyah sedikit heran melihat Aini tengah berdiri di belakangnya, karena setahu Aisyah Aini sudah tidak aktif kuliah seperti biasanya, mengingat Aini hanya tinggal mempersiapkan wisudanya.
                “ Iya syah, kamu baru datang? Berangkat ke kampusnya duluan kamu, tapi kenapa aku yang sampai lebih dulu ya? Hayo, mampir kemana dulu nih?” Tanya Aini dengan senyum simpulnya.
                  Loh ko kaka bisa tau? Tadi syah mampir ke rumah Bu. Aminah dulu ka.” Aisyah pun berjalan bersama dengan Aini menuju masjid kampusnya.
                “ Bu Aminah penjual nasi uduk itu? Ngapain kamu kesana? Tadi kan kaka ke rumah mu dik, tapi kata ibu kamu, kamu sudah berangkat dari setengah jam yang lalu.”
                “Oh jadi begitu ka, tadi Syah ambil pesanan nasi uduk untuk sarapan anak-anak panti ka. Oya, tumben kaka ke kampus, bukan hanya tinggal persiapan wisuda? Terus jarang-jarang kaka sudah ke rumah pagi-pagi, memang ada apa ya ka?” Tanya Aisyah dengan beberapa pertanyaan.
                “ Kamu ini dari dulu nggak pernah berubah ya, kalau kasih pertanyaan sama orang itu ndak mau sabar, asal cepat aja maunya. (Aini menggeleng-gelengkan kepalanya sedangkan Aisyah hanya bisa tertawa kecil) Kaka ke rumah kamu karena kaka mau menyampaikan beberapa saran untuk LDK (lembaga Dakwah Kampus) karena sebentar lagi kan kaka sudah tidak di kampus dan kemungkinan akan semakin jarang kaka berdakwah memperjuangkan agama Allah bersama adik-adik dan teman-teman di LDK, tapi InsyaAllah kaka akan tetap berdakwah walau bukan melalui LDK. Sebelum itu terjadi, kaka sudah membuat beberapa Rencana kerja untuk LDK. Karena kamu wakil ketua kepengurusan LDK  makanya kaka mau kasih proposal ini, ya semoga bermanfaat untuk dakwah LDK kedepannya dan dapat meningkatkan ghiroh kita semua dalam berdakwah, amin.” Aini menyerahkan sebuah proposal kepada Aisyah.
                “Jazakillah khoiron katsir ya ka, lagi pula memangnya kaka mau kemana? Seolah-olah kita mau pisah saja.”
                “ InsyaAllah Kaka dan mas Yusuf akan pindah ke surabaya dik, Mas Yusuf dapat tugas disana. Ya mau tidak mau kaka harus ikut.” Terang Aini yang harus menemami suaminya.
                “ Oh jadi begitu, Aisyah akan kehilangan satu kaka terbaik deh… tetap semangat ya ka, disana jangan lupa tetap berdakwah bersama Mas Yusuf.”
                “ Iya dik InsyaAllah, kami berdua sih punya rencana untuk mengangkat beberapa anak-anak panti asuhan disana. Ya biar ndak sepi-sepi banget dik.” Jawab Aini dengan mata berbinar
                “Subhanallah, itu bagus sekali ka. Senang ya ka, kalau sudah menikah, bisa sama-sama berdakwah dengan suami, membangun keluarga yang samara. Pasti bahagia sekali, saat sudah ada laki-laki yang membimbing dan melindungi kita.” Aisyah jadi teringat kata-kata ibunya yang seolah takut ia tidak akan pernah menikah.
                “ Iya dik, tapi kamu juga jangan hanya membayangkan yang menyenangkannya saja dalam pernikahan karena sesungguhnya setelah kita menikah akan banyak ujian yang Allah berikan. Tapi InsyaAllah jika dijalani dengan ikhlas dan bertaqwa kepada Allah, ujian itu akan menjadi indah. Kamu juga ndak usah ragu, Allah telah mempersiapkan seseorang yang terbaik untuk kamu. Yakinlah dan tetap semangat ya. Walaupun sudah ndak ada kaka kan masih ada Ka Hafiz.” Goda Aini kepada Aisyah. Hafiz adalah teman satu kelas sekaligus satu keorganisasian Aini.
                “ Mulai deh kebiasaan kaka, selalu menyangkut pautkan aku dengan Ka Hafiz. Ka hafiz itu sudah aku anggap seperti kaka sendiri ka. Dan Ka Hafiz juga sudah menganggap aku seperti adiknya.” Aisyah mulai membuka selembar demi selembar proposal di tangannya.
                “Sekarepmu wae lah dik, hehehe.. Oya, kamu sudah sarapan belum?”Aisyah dan Aini kini sudah berada di depan Masjid Nurul Ihsan.
                “Alhamdulillah tadi sudah ka di rumah, kaka belum sarapan?”
                “Alhamdulillah tadi sudah dik. Hari ini bisa mengisi Rohis di SMK Al-Hikmah kan dik?”
                “InsyaAllah ka, Oh iya ka siapa saja yang akan jadi pengisi Rohis hari ini? Sya kurang tau, kemarin Sya tidak ikut Rapat ka.” Aisyah dan Aini membereskan mukena di masjid, hal ini sudah menjadi kebiasaan Aisyah dan Aini serta para pengurus LDK yang lain di pagi hari.
                “ Begini kan repotnya kamu, sibuk sekali. Sudah kuliah,dakwah, dan bekerja juga. Kamu tuh harus pintar-pintar bagi waktu dan jangan sampai kurang istirahat dik.” Ucap Aini tanpa menjawab pertanyaan Aisyah.
                “ Na’am ka. Tapi Alhamdulillah sejauh ini semua masih berjalan sesuai rencana dan alur yang diharapkan jadi masih aman terkendali. Hehehe. Pertanyaan aku belum kaka jawab?”
                “Oya kaka lupa, Rencana kemarin sih kamu, Hafiz dan Nurul. Tapi semalam Nurul telp. Kaka dan bilang kalau ibunya sakit jadi dengan berat hati dia ndak bisa menemani kamu dan hafiz mengisi kajian Rohis.”
                “oh iya ka nggak apa-apa. Berarti hanya Syah dan Ka Hafiz?” Aisyah dan Aini pun telah selesai merapikan dan membersihkan Masjid.
                “Ya kemungkinan seperti itu dik, soalnya teman-teman yang lain sibuk dengan urusan yang lain. Kamu nggak apa-apa kan?”
“Iya ka nggak apa-apa kok. Kaka ini kaya sama siapa aja sih? Kaka kenal aku sudah dari kecil tapi masih aja sungkan, kaka tuh udah syah anggap seperti kaka Syah sendiri.”
“Iya adikku sayang, makasih ya. Oya kamu mau masuk kelas kan?” Tanya aini saat mereka tengah berip-siap meninggalkan masjid.
“Iya ka, setelah ini mau kemana?” Aisyah merapikan beberapa buku catatannya.
“InsyaAllah setelah ini kaka mau ke kantor penerbitan, ada pekerjaan yang masih harus di selesaikan.”
“Oya, kalau kaka pindah ke surabaya, berarti kaka mengundurkan diri dari kantor penerbitan ya?.” Aisyah merapikan jilbabnya.
“Alhamdulillah dik mungkin karena memang ini Rezeki dari Allah, kantor penerbitan membuat satu kebijakan kaka di pindah tugaskan di kantor penerbitan cabang Surabaya, kata kepala Pimpinan sih Kantor penerbitan di Surabaya sedang kekurangan karyawan terutama di bagian Accounting, dan alhamdulillah atas persetujuan pihak kantor peneritan di surabaya kaka jadi di pindah tugaskan disana. “
“Alhamdulillah, memang kalau sudah rezeki tak kemana ya ka.”
“Iya dik, setelah kaka pindah nanti kamu melamar saja di kantor kaka, gajinya juga lumayan dik. Kamu juga bisa membaca buku-buku dengan gratis, hehehe.. kan lumayan untuk menambah wawasan apalagi kamu ingin menjadi penulis kan? Kamu bisa banyak belajar menulis dari buku-buku yang sudah ataupun akan di terbitkan.”
“Iya ka InsyaAllah. Sudah jam sembilan ka, Syah harus cepat-cepat masuk kelas soalnya hari ini Syah ada kuis.”
“Ya sudah, kaka juga harus segera ke kantor. Assalamu’alaikum, sukses ya ukhti sholehah.”
“Wa’alaikumsalam, amin. Makasih ya ka, hati-hati.” ‘
“Iya dik, salam sama Dinda ya.” Lalu Aini dan Aisyah berpisah di pelataran masjid dan menuju tujuan masing-masing dengan ghiroh dan Lillahi Ta’ala.



Rabu, 04 Januari 2012

Cinta Dalam Balutan Ikhlasn (Bag. 3)


                “Maaf ka, tadi kaka bilang islam mempunyai adab atau aturan tentang cara bergaul antara laki-laki dan perempuan. Seperti tidak boleh berdua-duaan dengan laki-laki atau perempuan yang bukan mahram tanpa ditemani mahromnya, kalau seperti itu terus gimana pacarannya? Masa pacaran ajak warga satu RT?” Tanya seorang siswa laki-laki saat sesi tanya-jawab kajian Rohis dengan tema “Adab Pergaulan Pria dan Wanita dalam Islam”. Aisyah dan hafiz serta seluruh siswa-siswi tertawa saat mendengar pertanyaan tersebut, dan kelas pun menjadi riuh dan gaduh .
                “Agus, agus di fikiranmu perempuan mulu sih..hahaha!” celetuk seorang siswa dari barisan palingan belakang.
                “Hahaha, tau nih si Agus playboy cap kangkung.” Timpal seorang siswi di bangku paling depan.
                “kenapa kangkung fir? Cap lidi aja sekalian. Hehe..” Siswi dengan bros mawar ikut bicara
                “Kalau playboy sih pacarnya banyak, nah kalo si Agus? Sering godain cewek tapi satupun pacar gak punya.. Playboy maksa sih.. hahaha.” Seorang siswa berkacamata pun ikut angkat bicara dan seisi kelas pun menjadi riuh dengan tawa geli siswa-siswi yang sedari tadi hanya diam.
                “Eh, aku ini nggak punya pacar bukan karena aku nggak laku atau nggak ada yang mau. Aku deketin cewek-cewek juga bukan karena aku lagi cari pacar, aku cuma mau tau aja tipe-tipe cewek biar aku nggak salah pilih. Kalau aku mau, aku bisa pacarin temen-temen cewek di kelas tapi aku nya aja yang  nggak mau, aku maunya yang kaya ka Aisyah yang cantik dan sholehah.” Dan kelaspun menjadi riuh kembali dari sorak-sorak siswa-siswi yang tidak setuju dengan jawaban siswa yang bernama agus itu.
                “ Hahaha, Agus-Agus gaya kau pera kali.” Balas seorang siswa dengan logat batak dan riuh tawa pun kembali meramaikan seisi ruangan.
                “Sudah, sudah. Baru saja kita kita membahas tentang Hadits keutamaan berbicara yang baik atau diam tapi kenapa adik-adik bicaranya sudah tidak teratur ya? Hayoo?.” Hafiz pun angkat bicara untuk mengakhiri pertanyaan karena akhirnya dapat menimbulkan ucapan yang kurang baik dan menjadi ejekan, sedangkan seluruh siswa dan siswi yang diperingatkan hanya dapat menundukkan kepala dan tersenyum malu.
                “Kembali kepada pertanyaan dari dik Agus, Bagaimana kita pacaran jika berduaan dengan lawan jenis yang bukan muhrim saja kita dilarang? Masa saat pacaran harus mengajak warga satu RT? Kira-kira seperti itu ya? Jadi begini adik-adik sekalian, kaka ini sebenarnya bingung ya dengan kata “Pacaran”, arti sebenarnya itu apa? Di dalam Al-qur’an tidak ada satu ayat pun yang menjelaskan pengertian ataupun hakekat tentang pacaran. Nah yang kaka ingin tanyakan sebelum kaka menjawab pertanyaan dari dik Agus, apa sih yang biasanya atau umumnya dilakukan oleh orang yang menjalin hubungan yang mereka namakan pacaran?.” Hafiz pun membuka pembicaraan kembali.
                “ Sejauh pengalaman dan sepengetahuan saya ka, ya kalau pacaran itu ketemu berdua entah si cowok jemput di rumah ceweknya atau ketemu diluar lalu mereka jalan bareng, makan, ngobrol-ngobrol dan anterin pacarnya pulang deh ka, udah itu aja.” Jawab seorang siswa di barisan kedua.
                “Baik, lantas apa faedah atau manfaat yang kalian dapat dari pacaran?.”Tanya Hafiz kemudian
                “ Banyak ka, bisa menambah semangat belajar, apalagi kalau pacarnya pinter kan malu sama si doi kalau nilai kita hancur. Terus buat perempuan bisa sering2 makan gratis, punya banyak barang yang bagus dan lucu-lucu tanpa harus keluar uang. Ya seperti boneka, dompet, tas, baju dan lain-lain deh ka. Apalagi kalau pacarnya udah ganteng, pinter, atlit sekolah kan jadi bangga dan makin semangat sekolah. Itu menurut  fira ka. Hehehe..” Jawab seorang siswi di barisan paling depan.
                “Huhh dasar fira, itu sih namanya cewek matre kasihan cowoknya kalau kaya gitu mah.” Balas Agus
                “ Yang namannya laki-laki itu harus punya modal gus kalau mau punya pacar. Emangnya kaya kamu yang bisanya Cuma ngerayu, emang bisa kenyang sama rayuan? Kalau nggak punya uang ya nggak usah punya pacar, kaya kamu gus. Hehehe..” Balas Fira tak mau kalah.
                “Sudah adik-adik. Nah sekarang dengarkan penjelasan dari Ka Hafiz saja.” Lerai Aisyah kemudian.
                “ Wah Jawaban yang luar biasa, sepertinya adik-adik sudah sangat pengalaman sekali ya. Nah seperti yang tadi telah dikatakan sahabat kita bahwa aktifitas yang biasa dilakukan saat pacaran adalah jalan bareng, makan, mengobrol dan lain sebagainya. Tapi marilah sedikit kita kroscek apa pada saat dua insan yang sedang di mabuk asmara itu bersama tidak ada keinginan untuk melakukan hal yang lain? Ya contoh ringannya, saling berpandangan, pegangan tangan dan seterusnya lah.  Mungkin awalnya kita masih dapat menghindari hal-hal tersebut akan tetapi siapa yang tau nanti? Apakah mereka mampu menjaga syahwat? Sedangkan hanya orang-orang yang beriman yang mampu menjaga syahwatnya. Dan tentunya orang yang beriman pasti akan melakukan hal-hal yang di senangi oleh Allah bukan hal yang dimurkaiNya, orang-orang yang beriman akan senantiasa menjaga pandangannya (gadhul basyhar) karena ia tahu mana yang halal baginya untuk dipandang dan mana yang haram, orang-orang yang beriman tidak akan menyentuh orang yang bukan mahromnya.
Seperti dalam QS. An-Nur ayat 30 (Lalu Hafiz membacakan Surat tersebut dengan suara yang begitu fasih dan indah), yang artinya adalah:
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman:  Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”
Kira-kira seperti itu, dari ayat tersebut diketahui bahwa memandang yang bukan mukhrim saja haram hukumnya apalagi berdua-duan dan menyentuh lawan jenis yang bukan mukhrim? Sedangkan saat kita bertemu kekasih, kita tidak mungkin mengajak warga satu RT atau satu kelurahan kan? Seperti yang dik Agus bilang tadi. Maka dari itu dalam islam tidak ada yang dinamakan pacaran. “
                “ Wah kalau seperti itu islam memberatkan dong ka? Sedangkan cinta itu adalah hal yang fitrah di rasakan oleh manusia? Untuk bersama orang yang dicintainya saja tidak boleh.” Sela seorang siswa yang memakai kacamata.
                “Cinta adalah rasa yang fitrah dari Allah. Adam dan Hawa pun Allah ciptakan dengan rasa cinta. Akan tetapi apakah cinta yang pada dasarnya suci harus di aplikasikan dalam suatu hubungan yang lebih menuhankan nafsu dan mengatasnamakan cinta? Yang pasti sudah adik-adik ketahui bahwa setan tak akan pernah berhenti mengajak manusia dalam keburukan dan mengikuti nafsunya. Sesungguhnya aturan yang dibuat Allah dalam al-Qur’an semata-mata untuk menjaga kehormatan manusia bukan untuk memberatkannya. Contoh, ayat yang memerintahkan wanita untuk menutup aurat dalam QS. Al-Ahzab ayat 56, (Hafiz pun kembalikan melantukan ayat tersebut dengan suara yang begitu merdu). Yang artinya:
                Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang-orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal dan oleh karenanya mereka tidak diganggu. Dan ALLOH SWT Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

“Seringkali kita beranggapan bahwa seruan untuk menutup aurat adalah suatu hal yang memberatkan misalnya membatasi ruang gerak wanita, tidak nyaman karena panas, sulit untuk mendapatkan pekerjaan dan alasan lainnya. Sesungguhnya Allah membuat aturan itu karena allah menyayangi wanita, Islam adalah agama yang sangat menjaga kehormatan wanita, tentunya dengan aturan-aturan Allah yang sangat indah. Seorang yang menutup auratnya dapat melindungi diri dari pandangan liar laki-laki yang nakal sedangkan perempuan yang tidak menutup auratnya, membiarkan laki-laki bebas melihat lekuk tubuhnya secara tidak langsung. Seperti dapat kita lihat di media massa banyak terjadi tindak  kriminal seperti perkosaan, sesungguhnya itu semua tidak mutlak menjadi kesalahan laki-laki. Tidak ada ada yang terbakar jika tidak ada api yang menjadi penyebabnya, begitu pula dengan kasus pemerkosaan yang kian hari kian marak pemberitaannya di televisi maupun media massa lainnya. Seorang pemerkosa tidak mungkin memperkosa korbannya jika si korban tidak memancingnya.  Seperti kata Bang Napi ‘Kejahatan terjadi karena ada niat dan kesempatan.’
Bagaimana adik-adik? Sudah jelaskan bahwa Allah membuat suatu aturan atau hukum karena untuk menjaga kehormatan manusia itu sendiri. Jadi jangan menyalahkan aturan yang Allah tetapkan dengan berbagai alasan. Islam menjaga kehormatan manusia akan tetapi manusia itu sendiri yang menghinakan dirinya. Selanjutnya manfaat dari pacaran menurut pendapat dik fira, untuk mambah semangat belajar, dan keuntungan material lainnya. Orang yang mencintai seseorang biasanya kan lupa dengan aib orang yang dicintainya dan melihat seolah-olah pasangannya itu sempurna tanpa cacat dan cela. Tapi bagaimana saat mereka putus cinta? Mereka merasa seolah-olah dunia itu runtuh, tak ada semangat lagi untuk menjalani hidup, makan tak enak tidur pun tak nyenyak? Berarti merugi sekali ya orang sedang putus cinta sampai seperti itu. Selanjutnya apakah si dia akan benar-benar  dapat menambah semangat belajar kita? Atau justru mengurangi waktu belajar kita? Karena dari apa yang kakak liat kebanyakan orang pacaran lebih senang memegang hp entah ber-sms ria ataupun menelpon pacarnya dari pada belajar, bukankah itu menyita waktu belajar? Dan kerugian lainnya adalah akan sering berbohong, contoh seorang siswi yang belum di izinkan orang tuanya untuk pacaran akan tega membohongi orang tuanya agar bisa keluar rumah pada malam minggu dengan alasan belajar kelompok, les tambahan dan kebohongan lainnya demi menemui kekasihnya. Memang sangat miris melihat kenyataan yang ada khususnya kasus ini lebih marak terjadi pada kaum remaja, kita lebih mngutamakan orang yang baru kita kenal dari pada orang tua yang telah membesarkan kita dengan penuh cinta dan ketulusan tanpa berharap balas. Jadi adik-adik sekalian sudah dapat menyimpulkan apakah pacaran itu dibolehkan atau tidak dan lebih banyak manfaat atau mudharatnya?. Karena kalau menurut kaka, pacaran itu tidak tidak dibenarkan karena prakteknya yang menyalahi aturan dalam islam. Tapi kaka yakin, InsyaAllah adik-adik kakak disini semuanya termasuk golongan orang-orang  yang beriman, amin.”
                “Amin Ya Rabbal ‘Alamin..” jawab seluruh siswa-siswi serta Aisyah.
                “Selanjutnya ada yang ingin bertanya lagi?” tanya Aisyah memecah keheningan
                “Saya ka.” Seseorang siswi dengan jilbab rapi mengangkat tangannya.
                “Baik, silahkan dik.”
                “Assalamu’alaikum. Nama saya fitri, seperti penjelasan yang telah di sampaikan oleh Ka Hafiz bahwa dalam islam tidak ada yang namanya pacaran. Lantas bagaimana kita mengenal lawan jenis untuk menuju pernikahan? Tapi kali ini aku ingin Ka aisyah yang menjawab, terimakasih.”
                “Wa’alaikumsalam Wr. Wb. Subhanallah pertanyaan dari dik Fitri bagus sekali ya. Kalau dik Fitri ingin kakak yang menjawab, kakak akan jawab semampu kakak tapi mohon maaf jika adik-adik sekalian tidak puas dengan jawaban yang kakak sampaikan. Memang dalam islam tidak ada yang dinamakan pacaran, tapi bukan berarti kita tidak dibolehkan mengenal sifat atau tabiat orang yang kelak akan menjadi suami kita, bahkan kita diharuskan mengetahuinya agar kita dapat menentukan apakah dia sejalan dan satu fikiran dengan kita atau tidak? Teruma dalam hal akidah. Karena jika tidak mengetahui bagaimana tabiat seseorang yang kelak akan menjadi pasangan hidup dikhawatirkan akan terjadi banyak perbedaan yang mengakibatkan pertengkaran-pertengkaran saat berumah tangga. Oleh karena itu pengenalan tersebut dinamakan Ta’aruf. Akan  tetapi Ta’aruf itu sangat berbeda dengan pacaran.                  Contoh, jika dalam pacaran biasanya pasangan muda-mudi ini menghabiskan waktu berdua tetapi tidak untuk ta’aruf, pasangan yang sedang berta’aruf dalam artian untuk mengenali pasangan di perbolehkan bertemu akan tetapi wajib bin harus ditemani mahromnya. Seseorang yang sedang berta’aruf dapat bertanya tentang pribadi pasangan ta’arufnya kepada guru spiritual, sahabatnya ataupun orang-orang yang dipercayai dapat dipercaya dan berkata jujur. Akan tetapi adik-adik juga tidak perlu khawatir, karena janji allah dalam QS. An-Nur : 26 (Aisyah pun melantunkan sebuah ayat dengan suara yang begitu indah)
                “Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih d apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga).”
Jadi, adik-adik tidak perlu khawatir tidak dapat menikah dengan laki-laki maupun perempuan yang baik hanya karena tidak pacaran karena Allah pasti mempertemukan dengan cara yang indah sesuai janji Allah. Adik-adik percaya dengan janji allah kan?”
                “Percaya kak…” Jawab seluruh siswa-siswi serempak.
Dan akhirnya kajian singkat tersebut ditutup dengan hamdallah dan do’a Kafaratul Majelis.
                                                                #             #             #             #

                “Kamu mau langsung pulang dik?” Tanya Hafiz pada aisyah saat mereka tengah berjalan menuju tempat parkir.
                “oh nggak ka, InsyaAllah setelah ini Aisyah akan mengajar private murid Aisyah.”
                “Oh begitu ya, jadi kamu ini juga mengajar private toh. Subhanallah. Hebat kamu dik.”
                “Ndak kok Ka, Aisyah malah merasa belum pandai memanfaatkan waktu untuk beramal. Lagipula Aisyah hanya mengajar private anak-anak SD atau SMP saja.”
                “SD atau SMP nya itu ndak penting dik, yang terpenting lillahi ta’ala dan ikhlas. Saya sebenarnya juga ingin mengajar dik, tapi saya harus mengelola toko milik keluarga karkena hanya saya anak yang paling besar sedangkan kesehatan bapak kian hari kian menurun.” Seketika mata hafiz menerawang jauh dan berkaca-kaca.
                “Pekerjaan yang Ka Hafiz lakukan juga luar biasa hebat. Berbakti kepada orang tua adalah hal yang paling mulia ka, dapat menjadi anak yang sholeh. Subhanallah berkah sekali ka.”
                “Aamiin, ya semoga saja kita semua sama-sama ikhlas dan niatnya karena Allah dalam melakukan segala hal. Karena sesukar apapun jika diniatkan karena Allah, pasti akan terasa mudah dan menyenangkan.” Aisyah pun tersenyum mendengar penuturan Hafiz, sanyum yang membuat hati Hafiz berdesir dan berucap istighfar.

Aisyah dan hafiz pun telah sampai ditempat parkir dan tiba-tiba Aisyah merasa kepalanya amat berat dan pening. Hafiz pun segera membantu Aisyah dengan wajah panic.
                “Kamu sakit dik? Biar saya antar pulang ya, nanti biar saya minta salah seorang siswa untuk membawa motor kamu.”
                “Ndak usah ka, Aisyah Ndak apa-apa kok. Aisyah memang sering pusing seperti ini jadi Aisyah sudah ndak kaget lagi. Bisa tolong minta air mineral ka? Aisyah haus sekali.” Aisyah berusaha menutupi hidungnya yang mengeluarkan darah dengan tangannya.
                “Iya dik tentu, kamu tunggu disini sebentar ya.” Hafiz pun berlari menuju kantin di sekolah tersebut.
                “Ya Allah, apa sebenarnya penyakit hamba? Mengapa sudah beberapa bulan ini rasa sakit kepalaku semakin menjadi? Dan kali ini pun hidungku mwengeluarkan darah. Ada apa ini Ya Rabb? Lindungilah hamba Ya Rabb.” Aisyah hanya dapat membantin walaupun hatinya diliputti dengan ketakutan yang teramat sangat.
                                                                                #             #             #             #
                “Alhamdulillah Rani tambah pintar. Benar kan kata kakak, kalau matematika itu mudah dan Rani pasti bisa.” Aisyah pun mencubit halus pipi Rani, slah seorang muridnya.
                “Iya ka, ini semua juga karena Ka Aisyah dan Mama.” Ujar Rani riang.
                “Iya Rani benar, Ini semua karena usaha Rani dan do’a dari Mama. Tapi bukan karena Ka Aisyah.”
                “Ini juga karena Ka Aisyah kok, Ka Aisyah menyenangkan,sabar dan baik saat mengajarkan Rani jadi Rani mudah untuk mengerti dan menangkap pelajaran yang nggak Rani mengerti kak. Buktinya dalam pelajaran ini hampir seluruh siswa dikelas Rani tidak ada yang mendapatkan nilai 8 kecuali Rani karena guru yang mengajar galak sekali ka, matanya selalu melotot-melotot kalau bicara. Wajahnya juga galak sekali ka, jadi gimana mau mengerti kalau yang ada hanya rasa takut sama guru itu.” Rani mencontohkan wajah gurunya dengan mimik muka yang dibuat seram akan tetapi lebih pantas dikatakan lucu dan menggelikan.
                “Rani, Rani…. Kamu ini ada-ada saja. Nggak ada gurunya saja kamu berani bicara seperti itu, nanti kualat loh.” Seorang wanita muda menuju ruang belajar dengan 3 buah ice cream.
                “Ah Mamah, jangan ngeledekin dede terus dong..” Rani pun berhambur kepelukan mamanya
                “Iya iya sayang maaf. Oya Aisyah bagaimana dengan kesehatan kamu? Kamu sudah melakukan general check up yang saya anjurkan kemarin kan?.” Tanya mamah Rani yang juga merupakan dokter pribadi Aisyah.
                “Maaf dok, Aisyah belum sempat ke rumah sakit dok.”
                “Loh kenapa Syah? Bukannya saya sudah memberi surat rujukan? Kalau masalah biaya kamu tidak perlu khawatir, karena kamu saya rujuk ke Rumah Sakit tempat saya berkerja jadi saya yang akan mengurus semuanya. Tapi mungkin yang menanganimu bukan saya, karena saya sedang ada dinas di Rumah Sakit lain. Dan saya juga sudah mengatakan kepada pihak Rumah Sakit agar dokter/suster yang melayani kamu saat melakukan pemeriksaan adalah wanita.”
                “Terima kasih sekali dok, Maaf Aisyah jadi merepotkan dokter. Hanya saja saya belum mempunyai waktu luang untuk ke Rumah Sakit dok.”
                “Aisyah, Aisyah.. aktf di berbagai kegiatan kampus ataupun berkerja itu boleh-boleh saja, hanya kamu harus tetap menomor satukan kesehatan kamu. Sekarang saya minta kamu jawab dengan jujur, apa sakit di kepala kamu semakin menjadi? Apa ada keluhan lain?”
                “Iya dok, sakit kepala ini bukan hanya semakin menjadi tetapi juga semakin sering terjadi bahkan Aisyah sering merasa mual dan kejadian terparah adalah hari ini, hidung Aisyah mengeluarkan darah.” Jawab Aisyah akhirnya karena ia tidak dapat lagi berbohong.
                “Ya Allah Aisyah sudah sejauh ini kamu belum juga memeriksakan kesehatan kamu? Ya sudah ba’da Ashar nanti kita sama-sama ke Rumah Sakit kebetulan hari ini saya sedang libur. Kali ini kamu tidak boleh menolak. Aisyah, kamu adalah guru terbaik anak saya, karena kamu Rani bisa kembali ceria dan melupakan trauma atas kepergian papanya dan kamu juga sudah saya anggap seperti adik saya sendiri. Saya harap kamu tidak akan menolak permintaan saya kali ini.”
                “Baik dok, kalau itu membuat Dokter senang akan Aisyah lakukan. Hanya terimakasih yang dapat Aisyah ucapkan atas semua kebaikan dokter.”
                “Terima kasih ya Aisyah.” Dokter Mila dan Aisyah pun tersenyum.
                                                                                #             #             #             #

Selesai sudah general check up yang Aisyah lakukan, waktu menunjukkan pukul delapan malam.
                “ Bagaimana Aisyah? Mudah kan pemeriksaannya? Kamu saja yang enggan untuk melakukannya. Kamu tidak menyepelekan kesehatan ya Syah, karena kesehatan itu adalah rezeki yang begitu besar dari Allah karena tiada nominal yang membelinya.” Dokter Farah, dokter yang menangani Aisyah dan juga merupakan rekan dokter Mila.
                “Iya dok, Terimakasih banyak  Dokter Mila dan Dokter Farah sudah banyak membantu Aisyah.”
                “Iya Syah sama-sama. Yang terpenting kita hanya tinggal menunggu hasilnya sekitar satu minggu lagi kan Far?” ucap Dokter Mila.
                “Iya Mil, yang terpenting kamu pastikan pasien kita yang satu ini akan datang tepat waktu saat hasil check up nya selesai.”
                “Iya Far, kamu tenang saja. Kamu tidak boleh enggan ke Rumah Sakit lagi ya Aisyah?” Lirik Dokter Mila dengan tatapan menggoda. Sedangkan aisyah hanya dapat mengangguk dan tersenyum malu, walaupun dalam hatinya ia kembali merasakan ketakutan yang begitu besar.