Bismillah....
Taaruf? Ayo, siapa diantara
kalian yang tidak tahu apa itu ta'aruf?
Saya yakin, sahabat-sahabat
pembaca blog saya paham apa arti dari ta'aruf itu sendiri, InsyaAllah.
Ikhwah fillah yang dirahmati
Allah, tanpa mendahului dan merasa lebih pintar sedikitnya saya akan
menjelaskan apa makna dari ta'aruf.
Ta'aruf secara umum diartikan
sebagai sebuah proses perkenalan. Perkenalan seperti apa? Karena perkenalan itu
sendiri luas. Jika dilihat dari sudut pandang umum, tentu layaknya
perkenalan satu invidu dengan individu lain sehingga dapat bergaul dan hidup
dalam satu lingkungan yang bermasyarakat. Sejak lahir hingga saat ini pun tanpa
disadari kita telah melakukan ta'aruf dengan banyak orang. Ingat, saat pertama
kali kita masuk TK? Kita memperkenalkan diri didepan kelas menyebutkan nama,
cita-cita dan bernyanyi! Yup, lucu sekali. Lalu hari-hari kita berikutnya
dihiasi dengan mulai berbincang-bincang dengan teman satu kelas, main
boneka-bonekaan, main mobil-mobilan dan aktifitas-aktifitas yang umumnya dilakukan
anak-anak. Tidak hanya itu, ketika masa orientasi siswa SMP-SMA-Universitas.
Bukankah setumpuk kegiatan itu adalah salah satu proses ta'aruf? Ya, tepat
sekali. Dan berbagai contoh lain yang tidak perlu saya sebutkan satu persatu.
Tapi, bagaimana pengertian
ta'aruf dalam arti sempit? Yuk merapat! hehehe.
Sekali lagi ikhwah, tanpa
bermaksud menggurui saya akan sedikit mengurai makna ta'aruf secara khusus,
InsyaAllah.
Ta'aruf dalam pandangan khusus
adalah satu proses yang dilakukan oleh dua orang, yakni laki-laki dan perempuan
untuk tujuan menikah. Sekali lagi, tujuan menikah ya. Ta'aruf untuk mereka yang
berniat menikah tidak abu-abu atau hitam di atas putih tapi jelas! Kalau hitam
ya hitam, kalau putih ya putih. Kenapa saya katakan demikan? Karena banyak dari
saudara-saudara kita yang mengatasnamakan ta'aruf sedang dalam aplikasinya jauh
dari apa yang telah disyari'atkan dan sama sekali tidak bertujuan untuk
menikah.
Sungguh ikhwah, ta'aruf jauh
berbeda dengan apa yang biasa kita sebut pacaran. Pacaran adalah satu hubungan
yang tidak terikat namun melegalkan segalanya dan sama sekali tidak diridhoi
oleh Allah SWT, dalam Al-qur'an Allah berfirman:
"Dan janganlah kamu
mendekati zina. Sesungguhnya zina itu aalah suatu perbuatan yang keji dan suatu
jalan yang buruk" (QS. Al-Isra (17) : 32)
Lantas ababil (ABG labil)
berujar, "Pacarannya gak ngapa-ngapain kok".
Haish, haish, ssssstttt! Stop membantah. Firman Allah itu jelas. Awalnya mungkin gak ngapa-ngapain tapi nanti bisa di apa-apain loh! Kan sudah jelas, zina nya mata itu memandang, hidung mencium,hati berangan-angan, tangan memegang, dan kemaluan melakukan zina tubuh. Nah loh! Apa iya orang yang pacaran gak pandang-pandangan? Gak pegang-pegangan?
Haish, haish, ssssstttt! Stop membantah. Firman Allah itu jelas. Awalnya mungkin gak ngapa-ngapain tapi nanti bisa di apa-apain loh! Kan sudah jelas, zina nya mata itu memandang, hidung mencium,hati berangan-angan, tangan memegang, dan kemaluan melakukan zina tubuh. Nah loh! Apa iya orang yang pacaran gak pandang-pandangan? Gak pegang-pegangan?
"Gak kok, kita kan
LDR, Long Distance Relationship. Paling cuma sms-an dan telp-an aja".
Walah, walah, masih berani ngelanggar toh? Masih berani jawab yo?
Walah, walah, masih berani ngelanggar toh? Masih berani jawab yo?
Nih Allah lagi yang ngomong
langsung,
"Wahai istri-istri nabi!
Kamu tidak seperti perempuan-perempuan yang lain, jika kamu bertakwa. Maka
janganlah kamu tunduk (melemah-lembutkan suara) dalam berbicara sehingga
bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah
perkataan yang baik". (QS. Al-Ahzab (33) :32)
Suara wanita adalah aurat, apa
iya kalau telp-telp-an sama pacar (yang katanya LDR) suaranya gak di
lebay-lebay-in? Gak di manja-manjain? Ingat-ingat, ting! Wanita dan laki-laki
itu ibarat kutub magnet yang saling tarik menarik. Ditambah lagi daya fantasi
laki-laki yang begitu tinggi. Ingat lagi, zina-nya hati itu berangan-angan.
SubhanAllah, bener deh pacaran itu gak ada bagus-bagusnya. Rugi semua, cuma
menanam dosa. Pacaran, ya kalau cocok lanjut, kalau gak.... cari lagi! Aeeh,
emang mau jadi barang bekas yang sudah tak berharga??? Gak kan? Semua manusia
hakikatnya ingin mendapatkan yang terbaik untuk dirinya, baik wanita maupun
laki-laki.
Tapi gimana caranya? Jaga diri baik-baik, jangan pacaran!
Terus gimana bisa nikah kalau
gak pacaran? Tenang, islam punya solusinya. Ta'aruf. Sebuah proses perkenalan
yang sesuai hukum syara'.
Ikhwah, jangan nakal ya!
Syari'at tetap syari'at, jangan dibantah lagi! Ditegaskan sekali lagi, Ta'aruf
berbeda jaaaaauuuh sekali dengan pacaran.
"Iya, saya gak pacaran kok. Saya
sedang ta'aruf sama ukhti A".
Gak pacaran sih, tapi kok ta'aruf smsn?
Telp-an?
"Ta'aruf kan masa perkenalan, toh saya berhubungan sama dia
karena hal-hal yang penting.?" Memang sepenting apa? "
"Ya tanya kabar
aja, ingatin puasa sunnah, shalat sunnah, untuk saling mengingatkan dalam
kebaikan". Aduh, aduh... Sudah-sudah. Nggak akan ada habisnya kalau terus
menerus mencari alasan. Masih Ta’aruf loh, belum siapa-siapamu. Kamu ya
kamu, dia ya dia. Kalau kata nasyid In team, sebelum di ijab kabulkan syariat
tetap membataskan. Jadi intinya, tidak ada hubungan intens sebelum pernikahan.
Boleh sih sms-an, asal sudah melalui tahap ta’aruf dan sudah meminang
(khitbah). Itu pun untuk keperluan tertentu saja, yang dirasa penting seperti
membicarakan persiapan pernikahan, konsep pernikahan dan untuk lebih saling mengenal.
Bagaimana sih biasanya tata cara
ta’aruf dalam islam?
Ada berbagai cara.
Ada yang melalui perantara dan
tidak.
Taaruf melalui perantara adalah
taaruf yang biasanya diperantarai murobbi kedua belah pihak. Diawali dengan
mulai bertukar CV, proses ta’aruf yang didampingi oleh murobbi kedua belah
pihak dan dilanjutkan khitbah dengan menemui kedua orang tua wanita lalu
menikah.
Taaruf tanpa perantara, apabila
seorang laki-laki telah merasa cocok dengan seorang wanita dan meminta langsung
kepada wali si wanita yang disukainya tersebut. Dilanjutkan dengan khitbah dan
menikah (itupun kalau disetujui orang tua wanita dan si wanita tidak menolak
ya.. hehe).
Sehingga dalam proses ta’aruf
untuk menikah sekalipun islam sangat-sangat menjaga batas antara laki-laki dan
wanita. Karena, selama janur kuning belum melengkung, semua masih haram.
Sekian dulu ikhwah, lain kali
disambung dengan bahasan selanjutnya. Jazakumullahu khairon katsiiron. (Jangan Pacaran yo!, hehe)
Wassalamu’alaikum wr wb.