Selasa, 01 Januari 2013

Ta'aruf VS Pacaran.

Bismillah....

Taaruf? Ayo, siapa diantara kalian yang tidak tahu apa itu ta'aruf? 
Saya yakin, sahabat-sahabat pembaca blog saya paham apa arti dari ta'aruf itu sendiri, InsyaAllah.
Ikhwah fillah yang dirahmati Allah, tanpa mendahului dan merasa lebih pintar sedikitnya saya akan menjelaskan apa makna dari ta'aruf.

Ta'aruf secara umum diartikan sebagai sebuah proses perkenalan. Perkenalan seperti apa? Karena perkenalan itu sendiri luas. Jika dilihat dari sudut pandang umum, tentu layaknya perkenalan satu invidu dengan individu lain sehingga dapat bergaul dan hidup dalam satu lingkungan yang bermasyarakat. Sejak lahir hingga saat ini pun tanpa disadari kita telah melakukan ta'aruf dengan banyak orang. Ingat, saat pertama kali kita masuk TK? Kita memperkenalkan diri didepan kelas menyebutkan nama, cita-cita dan bernyanyi! Yup, lucu sekali. Lalu hari-hari kita berikutnya dihiasi dengan mulai berbincang-bincang dengan teman satu kelas, main boneka-bonekaan, main mobil-mobilan dan aktifitas-aktifitas yang umumnya dilakukan anak-anak. Tidak hanya itu, ketika masa orientasi siswa SMP-SMA-Universitas. Bukankah setumpuk kegiatan itu adalah salah satu proses ta'aruf? Ya, tepat sekali. Dan berbagai contoh lain yang tidak perlu saya sebutkan satu persatu.

Tapi, bagaimana pengertian ta'aruf dalam arti sempit? Yuk merapat! hehehe.
Sekali lagi ikhwah, tanpa bermaksud menggurui saya akan sedikit mengurai makna ta'aruf secara khusus, InsyaAllah.
Ta'aruf dalam pandangan khusus adalah satu proses yang dilakukan oleh dua orang, yakni laki-laki dan perempuan untuk tujuan menikah. Sekali lagi, tujuan menikah ya. Ta'aruf untuk mereka yang berniat menikah tidak abu-abu atau hitam di atas putih tapi jelas! Kalau hitam ya hitam, kalau putih ya putih. Kenapa saya katakan demikan? Karena banyak dari saudara-saudara kita yang mengatasnamakan ta'aruf sedang dalam aplikasinya jauh dari apa yang telah disyari'atkan dan sama sekali tidak bertujuan untuk menikah.

Sungguh ikhwah, ta'aruf jauh berbeda dengan apa yang biasa kita sebut pacaran. Pacaran adalah satu hubungan yang tidak terikat namun melegalkan segalanya dan sama sekali tidak diridhoi oleh Allah SWT, dalam Al-qur'an Allah berfirman:

"Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu aalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk" (QS. Al-Isra (17) : 32)

Lantas ababil (ABG labil) berujar, "Pacarannya gak ngapa-ngapain kok".
Haish, haish, ssssstttt! Stop membantah. Firman Allah itu jelas. Awalnya mungkin gak ngapa-ngapain tapi nanti bisa di apa-apain loh! Kan sudah jelas, zina nya mata itu memandang, hidung mencium,hati berangan-angan, tangan memegang, dan kemaluan melakukan zina tubuh. Nah loh! Apa iya orang yang pacaran gak pandang-pandangan? Gak pegang-pegangan? 

"Gak kok, kita kan LDR, Long Distance Relationship. Paling cuma sms-an dan telp-an aja".
Walah, walah, masih berani ngelanggar toh? Masih berani jawab yo?

Nih Allah lagi yang ngomong langsung,

"Wahai istri-istri nabi! Kamu tidak seperti perempuan-perempuan yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk (melemah-lembutkan suara) dalam berbicara sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya,  dan ucapkanlah perkataan yang baik". (QS. Al-Ahzab (33) :32)

Suara wanita adalah aurat, apa iya kalau telp-telp-an sama pacar (yang katanya LDR) suaranya gak di lebay-lebay-in? Gak di manja-manjain? Ingat-ingat, ting! Wanita dan laki-laki itu ibarat kutub magnet yang saling tarik menarik. Ditambah lagi daya fantasi laki-laki yang begitu tinggi. Ingat lagi, zina-nya hati itu berangan-angan. SubhanAllah, bener deh pacaran itu gak ada bagus-bagusnya. Rugi semua, cuma menanam dosa. Pacaran, ya kalau cocok lanjut, kalau gak.... cari lagi! Aeeh, emang mau jadi barang bekas yang sudah tak berharga??? Gak kan? Semua manusia hakikatnya ingin mendapatkan yang terbaik untuk dirinya, baik wanita maupun laki-laki. 

Tapi gimana caranya? Jaga diri baik-baik, jangan pacaran! 
Terus gimana bisa nikah kalau gak pacaran? Tenang, islam punya solusinya. Ta'aruf. Sebuah proses perkenalan yang sesuai hukum syara'.

Ikhwah, jangan nakal ya! Syari'at tetap syari'at, jangan dibantah lagi! Ditegaskan sekali lagi, Ta'aruf berbeda jaaaaauuuh sekali dengan pacaran.

 "Iya, saya gak pacaran kok. Saya sedang ta'aruf sama ukhti A". 
Gak pacaran sih, tapi kok ta'aruf smsn? Telp-an?
 "Ta'aruf kan masa perkenalan, toh saya berhubungan sama dia karena hal-hal yang penting.?" Memang sepenting apa? "
"Ya tanya kabar aja, ingatin puasa sunnah, shalat sunnah, untuk saling mengingatkan dalam kebaikan". Aduh, aduh... Sudah-sudah. Nggak akan ada habisnya kalau terus menerus mencari alasan. Masih Ta’aruf loh, belum siapa-siapamu. Kamu ya kamu, dia ya dia. Kalau kata nasyid In team, sebelum di ijab kabulkan syariat tetap membataskan. Jadi intinya, tidak ada hubungan intens sebelum pernikahan. Boleh sih sms-an, asal sudah melalui tahap ta’aruf dan sudah meminang (khitbah). Itu pun untuk keperluan tertentu saja, yang dirasa penting seperti membicarakan persiapan pernikahan, konsep pernikahan dan untuk lebih saling mengenal.
Bagaimana sih biasanya tata cara ta’aruf dalam islam?
Ada berbagai cara.
Ada yang melalui perantara dan tidak.
Taaruf melalui perantara adalah taaruf yang biasanya diperantarai murobbi kedua belah pihak. Diawali dengan mulai bertukar CV, proses ta’aruf yang didampingi oleh murobbi kedua belah pihak dan dilanjutkan khitbah dengan menemui kedua orang tua wanita lalu menikah.
Taaruf tanpa perantara, apabila seorang laki-laki telah merasa cocok dengan seorang wanita dan meminta langsung kepada wali si wanita yang disukainya tersebut. Dilanjutkan dengan khitbah dan menikah (itupun kalau disetujui orang tua wanita dan si wanita tidak menolak ya.. hehe).
Sehingga dalam proses ta’aruf untuk menikah sekalipun islam sangat-sangat menjaga batas antara laki-laki dan wanita. Karena, selama janur kuning belum melengkung, semua masih haram.
Sekian dulu ikhwah, lain kali disambung dengan bahasan selanjutnya. Jazakumullahu khairon katsiiron. (Jangan Pacaran yo!, hehe)

Wassalamu’alaikum wr wb.