Kamis, 16 Februari 2012

SAJAK-SAJAK KEHIDUPAN

   PUTIH-BIRU dan ABU pun MENANGIS
       (sajak untuk pelajar sex bebas)


Jika TUHAN berikan sepasang mata, mungkin mata kami tlah sembab
Jika TUHAN izikan bersua, mungkin kami telah berteriak
Jika TUHAN titipkan sepasang kaki, mungkin kami tlah berlari
Tapi kami hanya selembar kain
Kami menjadi saksi bisu perbuatan nistamu
Kami tatap kehinaanmu layak binatang..
Kami tersakiti saat kau diamuk sejuta emosi
Kau yang kotori kami dengan sebercak darah
Kau jadikan kami pembungkus AIB mu, pembungkus ZINAmu
Tidakkah kau malu pada TUHANmu?
Tidakkah kau merasa bagai binatang yang tak beradab?
Tidakkah kau ingat akan azabNya kelak?
Mengapa kau begitu menghinakan dirimu?
Bakarlah kami, robeklah kami atau buanglah kami….
Sungguh kami tak ingin di nodai lagi..


   
 AYAH.. IBU.. BIARKAN AKU MELIHAT MENTARI.
                   (sajak anak-anak aborsi)


Ayah, Ibu .. Mataku terpejam dan masih terpejam.
Ayah, lindungi aku dengan sahajamu..
Ibu, dekap aku dalam lembut jemarimu..
Ayah.. Ibu.. Mengapa tak kalian lakukan pintaku?
Ayah.. Ibu.. Katakan apa salahku?
Ayah.. Ibu.. Apa kalian enggan dengar tangisku?
Saat pertama ku tatap kalian?
Ayah.. Ibu.. Maafkan jika aku salah..
Walau aku tak pernah mengerti apa kesalahanku?
Ayah.. Ibu.. Mengapa kalian tega hentikan denyut nadiku?
Ayah.. Ibu.. Dimanakah Iba kalian saat jantungku berhenti berdegup..
Ayah.. Ibu.. Aku ingin melihat mentari..
Dosakah keberadaanku?
Mengapa aku pula yang harus menanggungnya?
Ayah.. Ibu..  Aku hanya ingin melihat mentari bersama kalian…



AYAH, IBU HARUSKAH AKAU TEMUI KALIAN SECEPAT INI?
(sajak anak-anak penderita HIV Aids)


Ayah, Ibu.. Mengapa tubhku sakit?
Sedangkan makanan sehat dan vitamin teratur ku makan.
Ayah, Ibu.. Mengapa tubuhku lemah?
Sedangkan setiap subuh ku ajari kakiku untuk berlari
Ayah, Ibu.. Mengapa mereka menangis melihatku?
Bukankah aku yang seharusnya menangis?
Karena  aku tak dapat lagi melihat kalian?
Ayah, ibu.. Apa ini dosaku? Ataukah dosa kalian?
Ayah, ibu.. Aku takut, walau aku rindu kalian..
Ayah, ibu.. Haruskah ku temui kalian secepat ini?
Tak apalah, jika harus begitu, aku pun rindu belaian kalian..
Ayah. Dimanakah kita dapat berkumpul kelak?
Surgakah? Atau Neraka?


       *Catatan terakhir sang mahasiswa*
                (Demonstrasi berdarah)
 
Riuh gemuruh semangat jiwa meramaikan pusat kota...
Meelu-elukan hak tiap raga yang terlupa..
Terkikis sudah terik mentari.
Bergelora penuh asa dalam satu tujuan...
Keadilan..!!!
Keadilan...!!!
Teriakan semakin tumpah riuh di pelataran ibu kota..
Teriakan ironis menyayat hati, besi panas menerobos selembar kulit tipisnya.
Jatuh dalam pilu yang tak terbayar.
Sang mahasiswa dalam pesakitan jiwa dan raga..
Darah segar mengucur dengan derasnya..
Sang mahasiswa tergeletak tanpa gerak, tersenyum sendu menghadap Tuhan..
 *Sajak pesan untuk para petinggi negri.*

Tikus-tikus kecil berlari dengan riangnya...
Bergerak lincah dalam ruang terbatas...
Menggerogoti tiap sudut yang bersilau...
Berlindung dalam satu kuasa ketidakadilan...
Akankah bumi pertiwi terus berduka...
Dalam tindak serakah para tikus2 negara?
Akhh...
Indonesia kau sungguh pilu...
Dengarlah jerit para pesakitan sejenak....
Dan hentikan durhakamu...
Tuhan kan punya balasan...
Ingatlah hidup hanya titian..


                *Sajak Duka Kala Senja* 
Deru klakson membahana membelah kesunyian sore...
Bising syair para pengamen jalan meramaikan sudut kota...
Pucat pasi wajah lelaki tua...
Menengadahkan separuh harga diri untuk sesuap nasi...
Bumi tetap bisu menjadi saksi kebinatangan sang makhluk sempurna...
Tak ubahnya langit pun menatap pilu penuh kehampaan...

 
*Sajak Petani Tua Tanpa Pesan.*
Peluh pagi anak sang mentari.
Mengikis waktu dlm tawa ringkih.
Panas menyengat tubuh yg legam.
Tangan menjadi satu tumpuan..
Petani tua tetap diam dalam lelah.
Menatap nanar nasib dalam tindas kekuasaan.
Petani tua tetap diam tanpa daya dan berkerja tanpa asa.

Jumat, 27 Januari 2012

Puisi cinta "Jalaludin Rumi".

KUMPULAN PUISI CINTA JALALUDIN RUMI

Jalaludin Rumi atau nama lengkapnya Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri adalah sang pujangga dari tanah Persia. Selain penyair dia juga tokoh sufi yang berpengaruh di zamannya dia lahir pada 30 September 1207 Masehi di Balkh sebuah kota kecil di kota Khurasan, Afghanistan dan meninggal pada 17 Desember 1273 Masehi di Konya (Turki).
 Gambar Sufi dan penyair puisi Terkemuka jalaludin Rumi
 Gambar Sufi Terkemuka jalaludin Rumi
Jalaluddin Rumi, ia mengekspresikannya tulisannya dalam bahasa cinta yang syarat makna. Melalui puisi-puisinya Rumi menyampaikan bahwa pemahaman atas dunia hanya mungkin didapat lewat cinta, bukan semata-mata lewat kerja fisik. Dalam puisinya Rumi juga menyampaikan bahwa Tuhan, sebagai satu-satunya tujuan, tidak ada yang menyamai.
gambar puisi cinta karya jalaludin rumi
Berikut kumpulan puisi atau syair Jalaludin Rumi tentang Cinta :

KERANA CINTA
Kerana cinta duri menjadi mawar
kerana cinta cuka menjelma anggur segar
Kerana cinta keuntungan menjadi mahkota penawar
Kerana cinta kemalangan menjelma keberuntungan
Kerana cinta rumah penjara tampak bagaikan kedai mawar
Kerana cinta tompokan debu kelihatan seperti taman
Kerana cinta api yang berkobar-kobar
Jadi cahaya yang menyenangkan
Kerana cinta syaitan berubah menjadi bidadari
Kerana cinta batu yang keras
menjadi lembut bagaikan mentega
Kerana cinta duka menjadi riang gembira
Kerana cinta hantu berubah menjadi malaikat
Kerana cinta singa tak menakutkan seperti tikus
Kerana cinta sakit jadi sihat
Kerana cinta amarah berubah
menjadi keramah-ramahan

KEARIFAN CINTA
CINTA yang dibangkitkan
oleh khayalan yang salah
dan tidak pada tempatnya
bisa saja menghantarkannya
pada keadaan ekstasi.
Namun kenikmatan itu,
jelas tidak seperti bercinta dengan kekasih sebenarnya
kekasih yang sedar akan hadirnya seseorang

CINTA
“Dia adalah, orang yang tidak mempunyai ketiadaan,
Saya mencintainya dan Saya mengaguminya,
Saya memilih jalannya dan Saya memalingkan muka ke jalannya.
Setiap orang mempunyai kekasih, dialah kekasih saya,
Kekasih yang abadi. Dia adalah orang yang Saya cintai,
Dia begitu indah, oh dia adalah yang paling sempurna.
Orang-orang yang mencintainya adalah para pecinta
yang tidak pernah sekarat. Dia adalah dia dan
dia dan mereka adalah dia.Ini adalah sebuah rahasia
Jika kalian mempunyai cinta, kalian akan memahaminya.

CINTA : LAUTAN TAK BERTEPI
Cinta adalah lautan tak bertepi
langit hanyalah serpihan buih belaka.
Ketahuilah langit berputar karena gelombang Cinta
Andai tak ada Cinta, Dunia akan membeku.
Bila bukan karena Cinta,
Bagaimana sesuatu yang organik berubah menjadi tumbuhan?
Bagaimana tumbuhan akan mengorbankan diri demi memperoleh ruh (hewani)?
Bagaimana ruh (hewani) akan mengorbankan diri demi nafas (Ruh) yang menghamili Maryam?
Semua itu akan menjadi beku dan kaku bagai salju
Tidak dapat terbang serta mencari padang ilalang bagai belalang.
Setiap atom jatuh cinta pada Yang Maha Sempurna
Dan naik ke atas laksana tunas.
Cita-cita mereka yang tak terdengar, sesungguhnya, adalah
lagu pujian Keagungan pada Tuhan.

PERIH CINTA
Perih Cinta inilah yang membuka tabir hasrat pencinta:
Tiada penyakit yang dapat menyamai dukacita hati ini.
Cinta adalah sebuah penyakit karena berpisah, isyarat
Dan astrolabium rahasia-rahasia Ilahi.
Apakah dari jamur langit ataupun jamur bumi,
Cintalah yang membimbing kita ke Sana pada akhirnya.
Akal ’kan sia-sia bahkan menggelepar ’tuk menerangkan Cinta,
Bagai keledai dalam lumpur: Cinta adalah sang penerang Cinta itu sendiri.
Bukankah matahari yang menyatakan dirinya matahari?
Perhatikanlah ia! Seluruh bukit yang kau cari ada di sana.

PERNYATAAN CINTA
Bila tak kunyatakan keindahan-Mu dalam kata,
Kusimpan kasih-Mu dalam dada.
Bila kucium harum mawar tanpa cinta-Mu,
Segera saja bagai duri bakarlah aku.
Meskipun aku diam tenang bagai ikan,
Tapi aku gelisah pula bagai ombak dalam lautan
Kau yang telah menutup rapat bibirku,
Tariklah misaiku ke dekat-Mu.
Apakah maksud-Mu?
Mana kutahu?
Aku hanya tahu bahwa aku siap dalam iringan ini selalu.
Kukunyah lagi mamahan kepedihan mengenangmu,
Bagai unta memahah biak makanannya,
Dan bagai unta yang geram mulutku berbusa.
Meskipun aku tinggal tersembunyi dan tidak bicara,
Di hadirat Kasih aku jelas dan nyata.
Aku bagai benih di bawah tanah,
Aku menanti tanda musim semi.
Hingga tanpa nafasku sendiri aku dapat bernafas wangi,
Dan tanpa kepalaku sendiri aku dapat membelai kepala lagi.

TANPA CINTA, SEGALANYA TAK BERNILAI
Jika engkau bukan seorang pencinta,
maka jangan pandang hidupmu adalah hidup
Sebab tanpa Cinta, segala perbuatan tidak akan
dihitung Pada Hari Perhitungan nanti
Setiap waktu yang berlalu tanpa Cinta,
akan menjelma menjadi wajah yang memalukan dihadapanNya.
Burung-burung Kesedaran telah turun dari langit
dan terikat pada bumi sepanjang dua atau tiga hari
Mereka merupakan bintang-bintang di langit
agama yang dikirim dari langit ke bumi
Demikian pentingnya Penyatuan dengan Allah
dan betapa menderitanya Keterpisahan denganNya.
Wahai angin, buatlah tarian ranting-ranting
dalam zikir hari yang kau gerakkan dari Persatuan
Lihatlah pepohonan ini ! Semuanya gembira
bagaikan sekumpulan kebahagiaan
Tetapi wahai bunga ungu, mengapakah engkau larut dalam kepedihan ?
Sang lili berbisik pada kuncup : “Matamu yang menguncup akan segera mekar. Sebab engkau telah merasakan bagaimana Nikmatnya Kebaikan.”
Di manapun, jalan untuk mencapai Kesucian Hati
adalah melalui Kerendahan Hati.
Hingga dia akan sampai pada jawaban “YA” dalam pertanyaan :
“Bukankah Aku ini Rabbmu ?”

By: Jalaludin Rumi

Selasa, 17 Januari 2012

Manfaat menulis.

         Seringkali  beberapa orang mengatakan bahwa menulis adalah hal yang menakutkan, menyulitkan atau bahkan sangat menjenuhkan. Semua hal-hal yang di anggap tabu. Tapi tahukah anda peran penting sebuah tulisan? Tulisan mempunyai banyak manfaat untuk kehidupan seseorang. Dari sebuah buku yang pernah saya baca, dengan tulisan seseorang bisa hidup selamanya, bisa begitu dihormati karena untaian-untaian kata yang dirangkainya. Sebuah tulisan bisa memberikan banyak motivasi untuk mereka yang terjatuh dan kembali membangun rumah kehidupannya akan tetapi jika mereka membaca buku yang tepat.
         Dengan menulis kita dapat lebih menghargai hidup. Tidak percaya? seseorang yang suka menulis, biasanya akan menuangkan pengalaman-pengalaman pribadinya dalam sebuah tulisan, tidak hanya itu mereka akan melihat bagaimana kehidupan orang disekitar dan menyisipkan hal-hal penting dari kehidupan orang lain dalam tulisannya. Hal-hal yang dapat membuat mereka bercermin pada kehidupan yang mereka jalani saat ini. Mensyukuri akan kehidupan selama mereka menarik hal-hal positif dari pengalaman orang lain. Dengan menulis semua beban dapat tercurah, saat anda menulis anda bebas menagis, anda bebas berteriak dan pelampiasan-pelampiasan emosi yang lainnya. Tulisan tak kan pernah menghakimi anda, tulisan akan menerima semua permasalahan anda. akan tetapi  bukan berarti orang lain tidaklah berguna dalam kehidupan seseorang, karena bagaimanapun manusia adalah makhluk sosial yang akan sellu membutuhkan orang lain tidak perduli bagaimanapun karakter tiap individu. Tapi ada hal yang harus kita garis bawahi, tidak selamanya orang lain siap ataupun ikhlas mendengarkan segala keluh kesah kita, adakalanya orang lain enggan menerimanya. Tentu hal ini didasari banyak hal, misalnya mereka sedang dalam keadaan tingkat emosional yang tinggi karena suatu masalah dan sedang tidak ingin di ganggu, kesibukan ataupun rasa lelah setelah seharian beraktivitas dan membutuhkan waktu untuk beristirahat serta alasan-alasan lainnya. Saat inilah peran peran penting sebuah tulisan. Anda bisa meluapkan segala emosi dan permasalahan dalam sebuah tulisan. Jika tulisan tersebut di optimalkan, maka akan tercipta sebuah tulisan yang sangat bermanfaat baik berupa sebuah cerita fiksi, motivasi-motivasi ataupun tulisan yang bersifat ilmiah dan memberi ilmu baru. Dengan menulis hidup tidak akan terasa sepi, anda akan di sibukkan berfikir lebih keras demi melanjutkan tulisan anda. Dan tidak ada penulis yang bodoh, tidak percaya? dapat di ilustrasikan seperti ini, seorang penulis akan banyak membaca dan memcari informasi-informasi demi melanjutkan tulisannya, dengan begitu pengetahuan seorang penulis akan semakin bertambah.
Rasanya tidak perlu terlalu banyak berujar tanpa bukti, mari budayakan menulis dan tidak hanya menjadi pembaca aktif. jadilah penulis dan pembaca aktif. Dengan menulis anda telah berbagi ilmu dengan orang lain...

Selasa, 10 Januari 2012

ALLAH Maha Adil

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan” (Qs. An Nahl 90)
Wallpaper Collection
Ilustrasi
Al-‘Adl, berasal dari tiga suku kata ‘a-da-la, yang berarti lurus dan sama. Seorang yang adil, menurut definisi ini adalah mereka yang lurus, tidak plin-plan, dan sikapnya senantiasa menggunakan ukuran yang sama, bukan standar ganda. Ketika berhadapan dengan suatu masalah, orang yang adil bersikap obyektif, tidak berpihak pada salah satu yang bersengketa.
Allah Maha Adil. Dia menempatkan semua manusia pada posisi yang sama dan sederajat. Tidak ada yang ditinggikan hanya karena keturunan, kekayaan, atau karena jabatannya. Dekat jauhnya posisi seseorang dengan Allah hanya diukur dari seberapa besar mereka berusaha meningkatkan taqwanya. Semakin tinggi taqwanya, semakin tinggi pula posisinya, semakin mulia dan dimuliakan oleh Allah SWT. Begitupun sebaliknya.
Dia berfirman: “Sesungguhnya semulia-mulia kalian di sisi Allah adalah yang paling besar, dalam, dan tinggi taqwanya.”
Sebagian dari keadilan-Nya, Dia hanya menghukum dan memberi sanksi kepada mereka yang terlibat langsung dalam perbuatan maksiat atau dosa. Tidak dikenal oleh-Nya istilah dosa turunan, juga tidak ada hukum karma. Di hadapan-Nya masing-masing individu akan mempertanggungjawabkan dirinya sendiri.
Lebih dari itu, keadilan-Nya selalu disertai dengan sifat kasih sayang. Dia memberi pahala sejak seseorang berniat berbuat baik dan melipatgandakan pahalanya jika kemudian direalisasikan dalam amal perbuatan. Sebaliknya, Dia tidak langsung memberi catatan dosa selagi masih berupa niat berbuat jahat. Sebuah dosa baru dicatat apabila seseorang telah benar-benar berlaku jahat.
Adil juga berarti menempatkan sesuatu pada tempat yang semestinya. Lawan kata adil adalah Dzalim atau aniaya. Seseorang yang menempatkan sesuatu tidak pada tempat yang semestinya disebut dzalim atau berbuat aniaya.
Untuk memahami keadilan Allah, mari kita jelajahi benda-benda angkasa. Adakah di antara benda-benda itu yang ditempatkan semau-Nya? Semua tertata rapi, masing-masing menempati posisi yang pas dengan tingkat presisi yang sempurna. Bayangkan jika tidak presisi, tentu akan timbul benturan antara yang satu dengan lainnya. Sudah bisa diduga, berapa umur dunia ini.
Perhatikan firman-Nya:
“Maka apakah mereka tidak melihat langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun.” (Qs. Qaf: 6)
Lalu perhatikan diri kita sendiri, betapa Allah dengan sifat Adil-Nya telah menempatkan seluruh anggota tubuh kita pada tempat yang semestinya. Dia telah menempatkan hidung, mata, telinga, kepala, tangan, dan kaki pada tempat yang pas. Bayangkan jika tempat masing-masing anggota tubuh kita tidak pada posisinya seperti sekarang ini. Duh, Maha Adil Engkau Ya Allah.
“Dan pada dirimu sendiri, maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (Qs. Adz-Dzariyat: 21)
Lalu, masih sangsikah kita terhadap keadilan-Nya? Teladani keadilan-Nya dengan cara berbuat adil terhadap diri sendiri, terhadap keluarga, masyarakat, dan kepada semua.
* Tulisan ini dimuat di Majalah Nebula (ESQ Magazine) No. 03/Tahun III/2007

Minggu, 08 Januari 2012

Cinta Dalam Balutan Ikhlas (Bag. 2)


Cinta Berbalut Ikhlas
Bagian 2.
Setelah melewati macet yang cukup panjang, akhirnya Aisyah pun sampai di pelataran kampusnya. Segera saja Aisyah memarkirkan sepeda motornya, sampai terdengar sebuah sapaan di belakangnya. “ Assalamu’alaikum dik.” Salam seorang wanita yang suaranya sudah tidak asing lagi di telinga Aisyah.
                “ Wa’alaikumsalam Wr. Wb. (Aisyah membalikkan tubuhnya) Ka Aini?” Aisyah sedikit heran melihat Aini tengah berdiri di belakangnya, karena setahu Aisyah Aini sudah tidak aktif kuliah seperti biasanya, mengingat Aini hanya tinggal mempersiapkan wisudanya.
                “ Iya syah, kamu baru datang? Berangkat ke kampusnya duluan kamu, tapi kenapa aku yang sampai lebih dulu ya? Hayo, mampir kemana dulu nih?” Tanya Aini dengan senyum simpulnya.
                  Loh ko kaka bisa tau? Tadi syah mampir ke rumah Bu. Aminah dulu ka.” Aisyah pun berjalan bersama dengan Aini menuju masjid kampusnya.
                “ Bu Aminah penjual nasi uduk itu? Ngapain kamu kesana? Tadi kan kaka ke rumah mu dik, tapi kata ibu kamu, kamu sudah berangkat dari setengah jam yang lalu.”
                “Oh jadi begitu ka, tadi Syah ambil pesanan nasi uduk untuk sarapan anak-anak panti ka. Oya, tumben kaka ke kampus, bukan hanya tinggal persiapan wisuda? Terus jarang-jarang kaka sudah ke rumah pagi-pagi, memang ada apa ya ka?” Tanya Aisyah dengan beberapa pertanyaan.
                “ Kamu ini dari dulu nggak pernah berubah ya, kalau kasih pertanyaan sama orang itu ndak mau sabar, asal cepat aja maunya. (Aini menggeleng-gelengkan kepalanya sedangkan Aisyah hanya bisa tertawa kecil) Kaka ke rumah kamu karena kaka mau menyampaikan beberapa saran untuk LDK (lembaga Dakwah Kampus) karena sebentar lagi kan kaka sudah tidak di kampus dan kemungkinan akan semakin jarang kaka berdakwah memperjuangkan agama Allah bersama adik-adik dan teman-teman di LDK, tapi InsyaAllah kaka akan tetap berdakwah walau bukan melalui LDK. Sebelum itu terjadi, kaka sudah membuat beberapa Rencana kerja untuk LDK. Karena kamu wakil ketua kepengurusan LDK  makanya kaka mau kasih proposal ini, ya semoga bermanfaat untuk dakwah LDK kedepannya dan dapat meningkatkan ghiroh kita semua dalam berdakwah, amin.” Aini menyerahkan sebuah proposal kepada Aisyah.
                “Jazakillah khoiron katsir ya ka, lagi pula memangnya kaka mau kemana? Seolah-olah kita mau pisah saja.”
                “ InsyaAllah Kaka dan mas Yusuf akan pindah ke surabaya dik, Mas Yusuf dapat tugas disana. Ya mau tidak mau kaka harus ikut.” Terang Aini yang harus menemami suaminya.
                “ Oh jadi begitu, Aisyah akan kehilangan satu kaka terbaik deh… tetap semangat ya ka, disana jangan lupa tetap berdakwah bersama Mas Yusuf.”
                “ Iya dik InsyaAllah, kami berdua sih punya rencana untuk mengangkat beberapa anak-anak panti asuhan disana. Ya biar ndak sepi-sepi banget dik.” Jawab Aini dengan mata berbinar
                “Subhanallah, itu bagus sekali ka. Senang ya ka, kalau sudah menikah, bisa sama-sama berdakwah dengan suami, membangun keluarga yang samara. Pasti bahagia sekali, saat sudah ada laki-laki yang membimbing dan melindungi kita.” Aisyah jadi teringat kata-kata ibunya yang seolah takut ia tidak akan pernah menikah.
                “ Iya dik, tapi kamu juga jangan hanya membayangkan yang menyenangkannya saja dalam pernikahan karena sesungguhnya setelah kita menikah akan banyak ujian yang Allah berikan. Tapi InsyaAllah jika dijalani dengan ikhlas dan bertaqwa kepada Allah, ujian itu akan menjadi indah. Kamu juga ndak usah ragu, Allah telah mempersiapkan seseorang yang terbaik untuk kamu. Yakinlah dan tetap semangat ya. Walaupun sudah ndak ada kaka kan masih ada Ka Hafiz.” Goda Aini kepada Aisyah. Hafiz adalah teman satu kelas sekaligus satu keorganisasian Aini.
                “ Mulai deh kebiasaan kaka, selalu menyangkut pautkan aku dengan Ka Hafiz. Ka hafiz itu sudah aku anggap seperti kaka sendiri ka. Dan Ka Hafiz juga sudah menganggap aku seperti adiknya.” Aisyah mulai membuka selembar demi selembar proposal di tangannya.
                “Sekarepmu wae lah dik, hehehe.. Oya, kamu sudah sarapan belum?”Aisyah dan Aini kini sudah berada di depan Masjid Nurul Ihsan.
                “Alhamdulillah tadi sudah ka di rumah, kaka belum sarapan?”
                “Alhamdulillah tadi sudah dik. Hari ini bisa mengisi Rohis di SMK Al-Hikmah kan dik?”
                “InsyaAllah ka, Oh iya ka siapa saja yang akan jadi pengisi Rohis hari ini? Sya kurang tau, kemarin Sya tidak ikut Rapat ka.” Aisyah dan Aini membereskan mukena di masjid, hal ini sudah menjadi kebiasaan Aisyah dan Aini serta para pengurus LDK yang lain di pagi hari.
                “ Begini kan repotnya kamu, sibuk sekali. Sudah kuliah,dakwah, dan bekerja juga. Kamu tuh harus pintar-pintar bagi waktu dan jangan sampai kurang istirahat dik.” Ucap Aini tanpa menjawab pertanyaan Aisyah.
                “ Na’am ka. Tapi Alhamdulillah sejauh ini semua masih berjalan sesuai rencana dan alur yang diharapkan jadi masih aman terkendali. Hehehe. Pertanyaan aku belum kaka jawab?”
                “Oya kaka lupa, Rencana kemarin sih kamu, Hafiz dan Nurul. Tapi semalam Nurul telp. Kaka dan bilang kalau ibunya sakit jadi dengan berat hati dia ndak bisa menemani kamu dan hafiz mengisi kajian Rohis.”
                “oh iya ka nggak apa-apa. Berarti hanya Syah dan Ka Hafiz?” Aisyah dan Aini pun telah selesai merapikan dan membersihkan Masjid.
                “Ya kemungkinan seperti itu dik, soalnya teman-teman yang lain sibuk dengan urusan yang lain. Kamu nggak apa-apa kan?”
“Iya ka nggak apa-apa kok. Kaka ini kaya sama siapa aja sih? Kaka kenal aku sudah dari kecil tapi masih aja sungkan, kaka tuh udah syah anggap seperti kaka Syah sendiri.”
“Iya adikku sayang, makasih ya. Oya kamu mau masuk kelas kan?” Tanya aini saat mereka tengah berip-siap meninggalkan masjid.
“Iya ka, setelah ini mau kemana?” Aisyah merapikan beberapa buku catatannya.
“InsyaAllah setelah ini kaka mau ke kantor penerbitan, ada pekerjaan yang masih harus di selesaikan.”
“Oya, kalau kaka pindah ke surabaya, berarti kaka mengundurkan diri dari kantor penerbitan ya?.” Aisyah merapikan jilbabnya.
“Alhamdulillah dik mungkin karena memang ini Rezeki dari Allah, kantor penerbitan membuat satu kebijakan kaka di pindah tugaskan di kantor penerbitan cabang Surabaya, kata kepala Pimpinan sih Kantor penerbitan di Surabaya sedang kekurangan karyawan terutama di bagian Accounting, dan alhamdulillah atas persetujuan pihak kantor peneritan di surabaya kaka jadi di pindah tugaskan disana. “
“Alhamdulillah, memang kalau sudah rezeki tak kemana ya ka.”
“Iya dik, setelah kaka pindah nanti kamu melamar saja di kantor kaka, gajinya juga lumayan dik. Kamu juga bisa membaca buku-buku dengan gratis, hehehe.. kan lumayan untuk menambah wawasan apalagi kamu ingin menjadi penulis kan? Kamu bisa banyak belajar menulis dari buku-buku yang sudah ataupun akan di terbitkan.”
“Iya ka InsyaAllah. Sudah jam sembilan ka, Syah harus cepat-cepat masuk kelas soalnya hari ini Syah ada kuis.”
“Ya sudah, kaka juga harus segera ke kantor. Assalamu’alaikum, sukses ya ukhti sholehah.”
“Wa’alaikumsalam, amin. Makasih ya ka, hati-hati.” ‘
“Iya dik, salam sama Dinda ya.” Lalu Aini dan Aisyah berpisah di pelataran masjid dan menuju tujuan masing-masing dengan ghiroh dan Lillahi Ta’ala.