Rabu, 25 Februari 2015

BERSAMA SEPEDA TUA, CERDASKAN ANAK BANGSA


BERSAMA SEPEDA TUA, CERDASKAN ANAK BANGSA



Mu’min Mmelmy, pria kelahiran tahun 1952 ini merupakan salah satu warga asli Tasikmalaya. Bapak berusia 62 tahun itu berprofesi sebagai guru kursus bahasa Jepang dan Inggris keliling di Tasikmalaya. Berbeda dengan guru lainnya yang mengajar di sebuah tempat kursus, bapak Mmelmy (biasa dia disapa) justru membagi ilmunya dengan mendatangi murid-muridnya satu persatu. 

Uniknya, bukan sepeda motor atau kendaraan berbahan bakar lainnya yang turut serta menemani pak Mmelmy dalam mencari nafkah tetapi dengan sepeda. Sepeda tua berumur 14 tahun  miliknya masih setia mengantarkan Pak Mmelmy kerumah para murid. Jarak tempuh yang tidak sedikit terlebih hanya dengan bantuan sepeda, membuat Pak Mmelmy harus berangkat di pagi hari dan baru pulang saat hari sudah malam. Pukul enam pagi Pak Mmelmy sudah harus bersiap-siap berangkat kerumah murid-muridnya. Estimasi waktu yang dibutuhkan Pak Mmelmy untuk sampai ke rumah murid-muridnya berkisar satu sampai satu setengah jam perjalanan dengan sepeda. Walaupun keahliannya berbahasa Jepang di kalangan masyarakat Indonesia terbilang jarang, Pak Mmelmy tidak serta merta memanfaatkan kemampuannya itu untuk menarik keuntungan besar. Terbukti dari tarif kursus yang hanya sebesar Rp. 15.000 per muridnya. 


Kemampuannya berbahasa Jepang dan Inggris bukanlah semata-mata didapatkan karena ia pernah tinggal di dua Negara tersebut, akan tetapi karena niat yang sebelumnya tidak pernah ia sengaja. Keahliannya berbahasa Jepang dan Inggris berawal dari sebuah kejadian ketika ia masih bekerja sebagai pegawai Bank Bumi Daya 30 tahun yang lalu. Hal ini bermula ketika meletusnya gunung Galunggung di Tasikmalaya. 


Pada saat itu, pengendalian lahar gunung Galunggung di pegang oleh Perusahaan Jepang yang bernama Yacio Engineering. Dalam proyeknya, Yacio Engineering ini melakukan kerjasama dengan Bank Bumi Daya dalam hal finansial. Kesulitan komunikasi antara pegawai bank dengan pihak perusahaan Jepang membuat Pak Mmelmy termotivasi untuk mempelajari bahasa Jepang dan bahasa Inggris dengan maksud memudahkan komunikasi dan memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah. Mulailah Pak Mmelmy mempelajari bahasa Jepang dan bahasa Inggris melalui buku-buku yang dibelinya. Tidak berhenti sampai disitu usaha Pak Mmelmy untuk dapat fasih berbahasa Jepang, Pak melmy juga pernah belajar bahasa Jepang di Japan Foundation selama dua tahun  dan lulus dengan predikat tingkat lanjutan. 



 
Pak Mmelmy juga memiliki cerita tersendiri dalam usahanya mempelajari bahasa Inggris. Laki-laki sederhana ini pernah menempuh kuliah di IKIP Tasikmalaya dan memilih jurusan extension bahasa Inggris. Sayangnya, pendidikan Pak Melmy di bangku kuliah hanya bertahan sampai tingkat semester dua saja karena IKIP Tasikmalaya harus pindah ke Bandung dan Pak Melmy harus mengulang dari awal semester. Pak Melmy yang tidak ingin mengulang kuliah dari awal semester (karena jerih payah belajarnya di IKIP Tasikmalaya selama 2 semester tidak diakui) lalu memutuskan untuk berhenti dari bangku perkuliahan.

Bekerja menjadi seorang guru kursus keliling dengan penghasilan yang terbilang kecil tentu bukan menjadi keinginan Pak Mmelmy. Bangkrutnya bank tempat ia menggantungkan hidup membuat Pak Mmelmy dan teman-teman seprofesinya harus mulai mencari nafkah di tempat lain. Beruntung, Pak Melmy tidak pernah merasa putus asa. Ia pun memanfaatkan kemampuannya berbahasa asing untuk menawarkan kursus bahasa Jepang dan bahasa Inggris. Empat belas tahun Pak Melmy mengajarkan bahsa jepang dan inggris keliling sudah 2000 anak tasikmalaya yang pernah belajar padanya. Meskipun penghasilannya per bulan sebagai guru kursus keliling tidak pernah lebih dari Rp. 2.000.000, Pak Mmelmy tidak pernah menyesali keadaannya. Dengan polosnya, Pak Melmy menjelaskan hal terindah dalam hidupnya adalah ketika ia mampu memberikan nafkah kepada keluarganya dan hal yang paling membuatnya sedih adalah ketika ia tidak mampu menerima kenyataan hidup. Sederhana bukan?

"Pak Mmelmy dengan segala kekurangan dan kesederhanaan hidup tetap bersemangat dalam menjalani hidupnya. Keinginannya sederhana, ia tetap menjadi orang yang dapat bersahabat dengan kenyataan hidup depahit apapun itu"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar