Pernikahan, sebuah kata yang akan
membuat hati si lajang berdesir ketika mendengarnya. Rumah tangga yang bahagia,
anak yang lucu, dan segala pernak pernik keindahannya. Jarang sekali, orang
yang belum menikah membayangkan bahwa pernikahan tidak selalu semanis madu atau
seindah pelangi. Sudah menjadi qodarullah bahwa setiap manusia senang
mengangan-angani sesuatu yang indah.
Setiap manusia mendambakan
pernikahan dalam hidupnya, berbagai kasus kekerasan dalam rumah tangga,
kegagalan demi kegagalan ketika mengarungi bahtera kehidupan bersama dari
pengalaman orang lain tidak membuat seseorang enggan untuk menikah, mungkin iya
bagi segelintir orang.
Seorang pilot yang membayangkan akan
mati karena kecelakaan pesawat tentu akan enggan menjadi pilot. Atau seorang
pelaut yang memikirkan bahwa ia akan mati karena kapalnya karam di tengah
lautan mungkin sejak jauh-jauh hari sudah mengurungkan niatnya untuk
menjelajahi samudera.
Sejak ijab qobul terucap, kita
harus siap menerima sepaket kekurangan dan kelebihan pasangan. Bersyukur jika
tidak terlalu banyak sifat atau kebiasaannya yang tidak kita sukai, atau
minimal kita sudah biasa dengan sifat tersebut karena sering dilakukan orang-orang
sekitar. Tapi bagaimana jika hal-hal yang tidak kita dari pasangan cenderung
lebih banyak? Dan sulit sekali bertoleransi.
Bersabarlah, bukankah teratai itu
tumbuh di atas rawa-rawa yang kelihatannya menjijikkan?. Atau lihatlah kaktus
berduri yang bentuknya sesederhana itu tapi tetap terlihat manis ketika ada
bunganya!.
Ya, lihatlah pada kelebihan
pasangan. Berfokuslah disana. Bukan tertuju pada kekurangannya tapi hargai kelebihan-kelebihannya.
Karena Allah telah jauh-jauh hari bahkan 50.000 tahun lalu menuliskan bahwa ia
yang akan menjadi jodoh kita. Karena Allah memasangkan kita dengannya bukan
karena saling sempurna, tapi untuk saling melengkapi satu sama lain.
Oleh karenanya tuntutlah diri
kita, paksa, untuk selalu memahami laki-laki/perempuan yang kini telah menjadi
pasangan hidup kita. Meski bicara tidak semudah membalikan telapak tangan tapi
siapa yang mau berusaha insya Allah akan bisa.
Maafkanlah segala kekurangan dan
kekhilafannya, karena tidak ada manusia yang sempurna seperti pula suami/istri
kita. Sehingga kita tidak perlu membiarkan setan berlama-lama tertawa. Salinglah
tutupi aibnya karena kalian satu sama lain adalah pakaian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar